A MILLION STORIES IN CHEMICAL SHS
Pagi yang sejuk. Tak seperti biasanya, aku berangkat menuju sekolah baruku. Sesampainya disana aku bertemu dengan teman SMP ku. Maklumlah kami masih baru, jadi masih belum berkenalan dengan satu sama lainnya. Bel sekolah berdering. Kami langsung memasuki ruangan. Untuk memulai kegiatan belajar. Sesampainya di kelas, aku duduk di bangku urutan ketiga, dan teman sebangkuku tak lain adalah teman SMPku. Namanya Thericia Puspitasary. Tak lama kemudian Ibu guru datang, dan memberi salam. “Selamat pagi anak-anak”. Seru ibu guru. Setelah itu seperti biasa, Ibu memperkenalkan dirinya didepan anak-anak. Nah tibalah saatnya ibu guru meminta memperkenalkan diri masing-masing di depan anak. Hal itu terulang hingga semua guru telah usai meperkenalkan dirinya kepada kami. Dan walaupun kami sudah kenal satu sama lain, tapi kami masih enggan untuk menyapa. Saat jam pelajaran berlangsung, kami semua belajar dengan penuh konsentrasi. Sebulan telah berlalu, dan aku mulai akrab dengan teman-teman di kelasku.
Pelajaran yang menyenangkan bagiku adalah pelajaran kimia, karena selama kami di SMP pelajaran tersebut masih baru di mataku. Dulu waktu SMP pelajaran kimia mulai ada waktu aku duduk di kelas IX SMP. Bahan ajarnya pun hanya sedikit. Yang aku ingat adalah tentang bahan pengawet. Saat pelajaran kimia berlangsung. Kami belajar dengan serius, karena yang mengajar kami waktu itu adalah guru ter’KILLER’ waktu itu. Ibu Dra. Pratiwi. Beliau mulai memberikan materi pertamanya. Bu Pratiwi adalah seorang guru yang sangat tegas, beliau tidak segan-segan memberikan hukuman apapun kepada murid-muridnya apabila mereka berbuat salah. Korban pertamanyatak lain adalah teman sebangkuku.Theri. Saat itu Bu Pratiwi menyuruh Theri maju kedepan untuk mengerjakan soal yang sebenarnya mudah tetapidia tidak bisa mengerjakannya. Mungkin karena semalam dia tidak belajar. Dengan lantang Bu Pratiwi memarahinya dan lalu memyuruh Theri keluar kelas. Seingatku ketika itu Theri hampir menangis, entah karena malu atau karena disuruh keluar. Lain Theri lain pula aku. Saat itu tengah berlangsung ulangan kimia dengan bab ‘SISTEM PERIODIK UNSUR’, dengan cukup lancar aku dapat mengerjakan semua soal yang diberikan karena menurutku semua soal yang diberikan mudah. Tapi tiba-tiba teman sebangkuku menyenggol bangkuku dan berbisik ‘NAMA LAIN UNTUK GOLONGAN VIIIA APA ??’. Aku tidak langsung menoleh dan lantas memberikan jawaban karena Bu Pratiwi mengawasi dengan ketat. Temanku begitu gelisah menunggu jawaban dariku. Tetapi akhirnya aku memutuskan untuk mencuri-curi kesempatan untuk memberikan jawaban didetik-detik akhir. Belum sempat aku berkata ‘GAS MULIA’ tetapi guruku sudah menunjukku dan berkata dengan lantang ‘KAMU!!MENCURI KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN!!’ sontak seluruh teman kaget dan mengalihkan pandangannya kepadaku. Aku hanya bisa diam terpaku dan terasa ingin menangis melihat hal itu. Lalu lembar jawabku dan lembar jawab temanku diambil dan Bu Pratiwi berkata ‘NILAI KALIAN SAYA KURANGI 50’. Lalu akupun tertunduk lesu. Besoknya nilai ulangan dibagikan, aku masih beruntung karena mendapat nilai 90 dikurangi 50 menjadi 40 sedangkan temanku nilainya tidak sampai 50 sehingga menjadi minus. Hukuman yang diberikan Bu Pratiwi saat kita melakukan kesalahan sangat bervariasi, misalnya saja temanku yovita. Pernah dia terlambat masuk kekelas dan hukumannya adalah berdiri didepan kelas lain sambil mencium bendera hingga pelajaran kimia selesai berlangsung. Beda lagi dengan temanku Bagus, dia disuruh memilih antara menjilat penghapus whiteboard atau tidak mengikuti MID semester kimia karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Bu Pratiwi. Dan pilihannya pastinya adalah menjilat penghapus.
Tak terasa ujian semester sudah menanti kita, beberapa hari lagi ujian tiba. Siap tidak siap, kami harus tetap melaksanakannya. Saat pelaksanaan ujian ada kejadian menarik setelah ujian kimia berlangsung. Teman-temanku semua berkumpul dan melihat ke mading, aku pun akhirnya ikut juga tertarik untuk melihat ke mading dan ternyata di mading sudah terpampang 2 lembar jawaban ujian kimia yang satu milik teman sekelasku HANI dan yang satu lagi aku tidak kenal. Kondisi kedua lembar jawaban tersebut agak sobek dan terdapat tanda silang merah dan diatasnya bertuliskan NILAI 0. Diatas mading terpampang tulisan CURANG. Aku terkejut melihat hal itu karena aku tahu HANI bukanlah siswa yang suka mencontek. Dia merupakan murid yang pintar dan selalu menempati rangking 3 besar dikelas. Lalu aku bertanya ke hani dan ia membenarkan hal itu bahwa dia telah memberi jawaban ujiannya kepada temannya padahal pada saat itu pengawas ujiannya adalah BU PRATIWI. Kejadian itu sangat berpengaruh pada nilai rapot HANI, padahal dia biasanya mendapat nilai kimia 9 ditugas harian maupun ulangan harian sekarang mendapat nilai 59 di rapot.
Dengan melihat hukuman-hukuman yang diberikan, aku menjadi semangat untuk belajar tentang kimia maka tak heran nilai rapotku selalu 9 atau minimal mendekati angka 9. Aku pun juga pernah lolos seleksi untuk mengikuti olimpiade kimia tingkat nasional mewakili sekolahku walaupun belum berhasil juara
No comments:
Post a Comment