Sunday, January 1, 2012

Cerita Fahmi - Pengalaman Mendapat Gambaran Neraka


Pengalaman Mendapat Gambaran Neraka
Setiap saya melakukan maksiat, saya selalu merasa menyesal dan merasa sangat bersalah. Mengapa saya melanggar perintah Allah Jala Wajala? Saya seharusnya dapat mengendalikan diri saya terhadap hal – hal negative seperti itu.
Saya adalah orang yang paling takut meninggalkan sholat. Setiap saya sholat, saya memohon ampun kepada Allah S.A.W, atas perbuatan maksiat saya tersebut. Saya merasa berdosa dan menyesal atas semua yang saya lakukan itu. Namun, tetap saja dengan sadar saya melakukan itu ketika level libido saya memuncak. Sungguh sangat memalukan bagi saya. Saya selalu menghadap Allah dalam sholat. Saya selalu berdo’a dan banyak meminta kepada-Nya, namun mengapa saya malah durhaka?
Sebagai tambahan setelah sholat 5 waktu, saya juga rajin melakukan sholat malam(Tahajud) dan sholat Duha. Saya selalu memohon ampunan-Nya atas dosa – dosa yang telah saya perbuat selama ini. Saya menangis, “Ya Allah!, Ampunkanlah atas segala dosa – dosa hamba Ya Allah! Ya Allah, ampuni hamba, ampuni hamba, ampuni  hamba… hanya Engkaulah Dzat yang maha pengampun dosa”. Saya menyesali dan sangat menyesali atas dosa maksiat saya, namun saya belum mampu mengendalikan hawa nafsu saya.
Disuatu malam saya berdo’a dengan tenang dan penuh rasa malu “Ya Allah. Maafkan hamba-Mu ini Ya Allah, yang belum bisa benar – benar bertaubat ke jalan lurus-Mu. Ya Allah, tolonglah hamba Ya Allah. Lindungilah hamba dan keluarga hamba Ya Allah dari api neraka. Lindungilah Kami Ya Allah. Selamatkanlah Kami Ya Allah. Berkahilah hidup Kami sebagai hidup yang Engakau Ridhoi Ya Allah. Ya Allah, hanya kepada-Mulah Kami Menyembah dan hanya kepada-Mulah Kami meminta pertolongan. Lailahaillallah Muahammadurrasullullah. Robanaa aatinaa fiddun ya khasanah Wafil aakhiroti khasanah wakhina adzaabannaar. Walhamdulillahirrabbil Aalamiin. Ya Allah, Engkaulah sebaik – baiknya penolong bagi Kami.”
Saya berdo’a serasa saya sangat dekat sekali kepada Allah. Serasa saya sedang berada sangat sangat dekat dengan-Nya. Sungguh terasa sekali kasih sayang-Nya kepada saya sehingga hati saya merasa sangat tenang dan tentram. Saya berfikir, apakah Allah akan marah jikalau saya berbuat dosa? Apakah Allah akan membenci saya? Saya terus berusaha mencari jawabannya.
Saat saya mearasa terpuruk dan hanya saya sendiri yang memikul beban saya yang teamat berat, saya merasa bahwasanya saya tak punya siapa – siapa disini. Saya sudah merasa sangat penat dengan semua ujian, cobaan, masalah, beban pikiran, korban perasaan atas hinaan, dan semua beban – beban yang terus menerus menerjang saya hingga saya merasa sangat kelelahan. Saya merasa tak berdaya lagi. Tidak ada tempat berbagi rasa, berbagi cerita. Tak ada orang yang bisa saya percaya, takutnya jika malah mereka mengejek/menertawakan saya dan bahkan untuk berbagi rasa dengan orang tua saya tidak berani, takut kena marah yang malah buat saya semakin tertekan saja. Saya bingung dan semakin terombang – ambing dalam kebingungan yang terus berlarut – larut. Apa yang sebenarnya tejadi pada saya? Apa yang seharusnya saya lakukan? Tak ada tempat, tak ada celah untuk merasakan kebahagiaan yang wajar dirasakan oleh orang – orang/ anak yang sebaya dengan saya. Saya pada waktu itu benar – benar dalam kesempitan. Dalam sholat saya, saya berdo’a, namun rasanya do’a saya tidak didengarkan-Nya. Saya semakin Drop. Saya merasa saya sudah tak memiliki hidup lagi. Tiap nafas dan detak jantung saya seakan tak ada gunanya lagi bagi saya. Yang ada hanyalah bertambahnya beban yang berbanding lurus dengan bertambahnya waktu. Saya merasa do’a saya kepada Allah waktu itu tidak didengarkan lagi. Namun, ketika saya hampir berputus asa akan rahmat Allah, saya mendapatkan bisikan ditelinga saya yang berbunyi “Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada pula membencimu”.Kalimat itu sama seperti terjemahan dari surat Ad Duha. Saya memang rajin menjalankan Sholat Duha dan juga mengaji dan memahami artinya. Saya setelah mendapat petunjuk tersebut menjadi sangat senang dan sadar bahwasanya kita hidup di dunia ini bukan tanpa madsud, namun ada hal yang harus kita lakukan sesuai dengan kontribusi kita masing – masing. Allah Ta’ala selalu menjaga kita dan melindungi kita dari mara bahaya dan kejahatan setan yang hendak merusak dunia ini. Maka diwajibkan untuk semua hamba Allah agar senantiasa berdo’a dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam keseharian, saya merasa lebih baik dari sebelumnya setelah mendapat hidayah tersebut. Namun, saya masih saja berbuat dosa. Sungguh saya sangat memalukan pada waktu itu. Saya sangat berharap kepada Allah dalam do’a saya bahwa saya ingin sekali bertaubat, namun mengapa susah sekali?
Saya membaca dalam sebuah literature dan artikel di internet bahwa neraka itu gelap. Menagpa demikian? Bukankah dalam neraka isinya api yang menggejolak? Padahal api kan menyala dan pasti terang? Tapi mengapa neraka itu GELAP?
Science
Saya mecoba berpikir, mengapa neraka kok demikian ya? Saya malah jadi bingung??  Kalau begitu, yang di dalam neraka tidak dapat melihat apa – apa? Jika benar neraka itu gelap, sudah pasti di dalamnya adalah api yang kritis/api yang sudah dinyalakan selama jangka waktu yang super lama. Dalam fisika, fase zat yang dapat berubah secara fisika adalah meliputi 3 fase pada suhu dan tekanan yang normal dengan volume yang cukup ideal. Missal benda yang semula padat, kemudian dipanaskan beberapa lama akan mencair, dan selanjutnya menjadi gas. Dalam fase normal, fase terakhir adalah gas. Namun, jika walau sudah berupa gas namun masih tetap mendapat kalor hingga volumenya menjadi berubah secara atomic dan mencapai bahkan melebihi suhu kritis zat, maka zat tersebut akan berubah wujud menjadi padat yang memampat. Zat padat ini tidak dapat didefinisikan sebagai zat seperti apa karena sangat sulit untuk mengamatinya. Disamping warnanya gelap, zat seperti ini juga sangat tidak stabil dan dapat menghancurkan zat – zat yang ada di sekitarnya dengan cara memampatkan zat yang ada di dekatnya.
Ini sangat ekuivalen dengan black hole yang ada di luar angkasa. Massa black hole yang mungkin hanya 1/2.000 massa matahari, namun dapat memiliki gaya gravitasi hingga 700 kali lipat dari gaya gravitasi matahari bahkan cahaya pun dapat tersedot ke dalamnya. Jika memang neraka seperti black hole, maka neraka itu merupakan tempat yang sungguh mengerikan.
Dalam artikel lain menerangkan bahwa Jibril mendapat perintah dari Allah Ta’ala untuk menyalakan api neraka selama 3000 tahun. Seribu tahun pertama neraka berwarna merah, 1000 tahun kedua neraka berwarna putih, dan 1000 tahun yang terakhir, neraka berwarna hitam gelap. Hal ini cocok dengan apa yang saya duga sebelumnya bahwa neraka pasti di dalamnya ada api yang dinyalakan dalam waktu yang super lama.
Ya, saya sudah cukup paham dengan neraka, namun saya masih saja nyolong – nyolong untuk berbuat dosa. Padahal sesuai pemikiran saya bahwa neraka adalah tempat yang super mengerikan seperti Black Hole, namun hanya sedikit berefek pada keimanan saya. Saya merasa, saya perlu mencari sesuatu lagi agar saya dapat benar – benar bertaubat. Saya melihat – lihat di sekeliling saya, khususnya pada malam hari.
Saya melihat langit yang ditegakkan dan dibangun dengan sangat luar biasa oleh Dzat yang maha perkasa. Di sini baru langit tingkat dasar, belum yang tingkat 2 atau bahkan langit ke-7. Sungguh sangat Agung Sang Penciptanya. Secara teori, jagad raya ini dibangun dari ketiadaan, yaitu pada volume 0, dan dapat diasumsikan dulunya mempunyai kerapatan massa yang tak hingga.
Saya berada dalam dimensi cahaya. jika saya dapat bergerak secepat cahaya, maka saya tidak dapak melihat diri saya pada cermin yang saya pegang, karena tidak mungkin ada cahaya yang memantulkan berkas sinar dari cermin ke mata saya. Lantas jika saya dapat bergerak secepat itu, saya berprasangka bahwa saya dapat berpindah ke dimensi lain. Namun hal seperti itu sepertinya mustahil bagi saya. Saya tidak mempunyai pengetahuan tentang alam lain, melainkan sangat sedikit. Disini saya merasa bahwa kekuasaan Tuhan pencipta alam semesta ini sungguh luar biasa. Akal pikiran saya tidak mampu menjangkaunya. Masih sangat banyak hal yang tidak saya ketahui. Saya merasa sangat bodoh di hadapan Tuhan. Saya merasa sangat kecil. Tak patut saya berbuat dosa dan mendurhakai Allah Ta’ala. Saya mulai sadar dan mulai bisa bertaubat.
Selang 2 bulan setelah itu, saya tak tahan untuk berbuat dosa lagi. Setelah berbuat dosa, saya menyesalinya seperti biasa. Saya merasa Tuhan pasti sudah muak melihat kelakuan saya yang tidak konsisten terhadap pernyataan saya sendiri untuk bertaubat. Saya sangat takut jika Tuhan marah dan membakar saya di dalam murkanya. Saya sungguh takut. Dalam ketakutan saya, saya berdo’a, “Ya Allah, hamba ini adalah hamba-Mu yang masih banyak salah, khilaf, dan dosa baik yang hamba sengaja maupun yang tidak hamba sengaja. Tolong ampuni hamba Ya Allah. Ya Allah, hamba sungguh malu untuk memohon kepada-Mu permohonan taubat untuk yang sekian kalinya hamba pernah minta dan selalu hamba tidak kuasa untuk menahan nafsu hamba ini.  Ya Allah. Selamatkanlah hamba Ya Allah. Lindungilah hamba dan keluarga hamba dari segala hal buruk yang hendak menimpa Kami. Ya Allah, Engkaulah sebaik – baiknya penolong bagi kami”
Sungguh saya merasa malu untuk mengahapap Allah dalam sholat apalagi meminta permohonan untuk mendapatkan kesempatan bertaubat setelah berkali – kali melanggarnya. Saya tak mau menyerah. Saya masih ingat bahwa “Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada pula membencimu” saya dengan bersemangat optimis bahwa saya dapat meraih kemenangan untuk memerangi nafsu saya dan mendapatkan kesempatan taubat lagi dari Allah, tanpa melanggarnya lagi dan menjadikan taubat yang sebenar – benarnya.
Pada suatu hari saat saya tidur, saya mengingat – ingat gambaran neraka yang ada pada pemikiran saya. Neraka yang sangat mengerikan itu saya asumsikan sebagai black hole yang di dalamnya dihuni oleh manusia. Namun saya malah merasa kalau neraka itu gelap malah tidak ada pemandangan yang menyeramkan di dalamnya. Kemudian dalam hati saya berdo’a dan sharing kepada Tuhan “Ya Allah, neraka itu mengerikan. Seperti apakah mengerikannya neraka itu? Hamba sangat penasaran Ya Allah, jika boleh hamba ingin mengetahuinya.”
Inilah awal pengalaman saya tentang neraka yang mengerikan. Setelah saya bermunajat seperti itu lalu saya mendengar suara jeritan wanita yang sangat dekat dengan posisi saya pada waktu itu. Wanita itu menjerit dengan sangat keras, seolah – olah dia menjerit dengan maximal hingga menurut saya dia tidak peduli jika pita suaranya robek. Padahal, jika menjerit seperti itu dalam waktu singkat saja orang tak bisa berbicara lagi. Setelah mendengar jeritan itu, saya kemudian pingsan karena tidak tahan mendengarkan betapa menegerikannya suara itu. Saya merasa sadar dan setengah sadar. Saya sangat ketakutan mendengar suara itu. Allah Ta’ala pasti sudah memperkirakan bahwa saya pasti tidak kuat mendengar jeritan suara ahli neraka. Allah hanya memperdengarkan kepada saya sebentar saja dan menenangkan saya dalam tidur saya. Dalam keadaan setengah sadar, saya bermunajat lagi “Ya Allah, neraka itu gelap. Apakah benar Ya Allah? Jika gelap, apakah malah tidak seram? Bagaimanakah yang benar Ya Allah?” sesaat setelah saya bermunajat seperti itu, saya tertidur sangat pulas. Ketika tengah malam, saya terbangun dan dalam keadaan gelap lampu mati. Selain itu, tidak ada cahaya sedikit pun yang dapat saya lihat. Saya berusaha keras melebarkan mata saya namun tidak dapat melihat apa – apa. Saya seketika merasakan takut yang berlebihan. Saya teringat bahwa saya pernah bermunajat kepada Allah tentang neraka itu gelap. Saya tersadar bahwa walaupun gelap, neraka itu masih saja mengerikan. Kemudian Allah menyisipkan rasa takut diatas rasa takut ke dalam hati saya. Saya benar – benar merasa sangat ketakutan. Saya seperti berada pada suatu tempat lain selain di kamar saya. Saya merasa sedang berada di perut bumi dan sedang dalam ancaman serangan mengerikan dari berbagai arah yang tidak dapat diduga – duga. Saya masih memakai selimut dan pada kasur yang empuk sebenarnya, namun saya tidak dapat menikmatinya. Saya sangat ketakutan atas ancaman yang akan melukai saya. Panca indra saya tidak berguna pada waktu itu. Saya tidak bisa berbuat apa – apa. Saya berada dalam ketakutan dalam waktu yang sangat lama pada waktu itu. Kemudian ketika hati saya hampir meleleh, Allah mencabut semua ketakutan dalam hati saya. Seketika, saya merasa lega dan dapat merasakan sejuknya dunia ini lagi. Saya langsung tersadar bahwa apa yang saya pikirkan selama ini tentang neraka itu lebih, karena pikiran saya sungguh masih terbatas. Saya diberi kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk melanjutkan tidur lagi dengan tenang.
Keesokan harinya, saya merasa lebih baik dari sebelumnya. Saya merasakan bahwa saya di sini mempunyai tugas/amanah yang harus saya jalankan. Saya tidak boleh menyerah dan berputus asa atas rahmar Allah. Saya menjadi semakin yakin dan kuat keimanan saya kepada Allah dan Rasul-Nya. Saya mulai dapat bertaubat dengan sebenar – benarnya. Allah itu sangat baik. Allah maha sabar dan penyayang kepada makhluk-Nya. Allah tahu hamba-Nya yang benar ingin bertaubat. Walaupun saya sering berbuat dosa, namun do’a - do’a saya selalu didengar dan dikabulkan-Nya. Saya bersyukur dapat sadar dan kembali ke jalan-Nya. Saya sekarang menjadi lebih baik dan rajin menjalankan ibadah dengan niat yang lurus, Lillahita’ala dan banyak – banyak mengingat nama Allah. Alhamdulillah, saya berhasil untuk bertaubat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Semoga, saya dan keluarga saya mendapatkan Ridho-Nya, Amiin…
Dalam pikiran saya, jika saya mendapat tawaran dari Allah Ta’ala untuk melihat/berkunjung ke neraka walau tidak akan merasakan panas apinya, maka saya akan berdo’a dan memohon “Ya Allah, hamba mohon ampun. Hamba tidak sanggup untuk melihat neraka maupun isinya. Ya Allah, lindungilah hamba dan keluarga hamba dari api neraka. Amiin.” Sungguh mengerikan neraka itu. Jangan sekali – kali menjadi membernya. Jika punya dosa, segeralah bertaubat, jangan pernah merasa aman jika belum dapat menjalankan perintah Allah.
Demikian sedikit pengalaman dari saya yang tak pernah saya lupakan. Semoga bermanfaat. Amiin. 


2 comments: